Minggu, 17 Januari 2021

Pertempuran Medan Area

4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945)


Awal Pertempuran Medan Area

Awalnya, pemerintah Indonesia di Sumatera Utara menyambut baik kedatangan AFNEI. Pemerintah Indonesia bahkan memperbolehkan tentara AFNEI untuk

menempati beberapa hotel di kota Medan. Hal ini dilakukan pemerintahan Indonesia untuk menghormati tugas AFNEI yang mengurus tawanan perang yang ditahan oleh Jepang.

Namun, setelah melaksanakan tugasnya untuk melepaskan tahanan perang, timbullah konflik antara para pemuda Sumatera Utara dengan bekas tawanan Jepang. Sikap sombong bekas tawanan ini menjadi pemicu timbulnya konflik.

Insiden pertama pecah di sebuah hotel yang terletak di Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Insiden ini diawali oleh seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah-putih yang dikenakan oleh seorang pemuda. Akhirnya hotel tersebut diserang dan dirusak oleh pemuda. Insiden lencana inilah yang menjadi awal pecahnya pertempuran Medan Area.

Usaha Pelemahan Pemuda Indonesia

Insiden di hotel tersebut memakan korban sekitar 96 orang yang mengalami luka-luka. Sebagian besar dari dari korban tersebut merupakan bagian dari tentara NICA. Insiden-insiden tersebut kemudian menyebar ke berbagai daerah seperti Pematang Siantar dan Berastagi.

Saat itulah pihak Sekutu mulai melancarkan aksinya. Untuk melemahkan kekuatan para pejuang Indonesia, Sekutu melakukan intimidasi melalui pamflet. Pamflet tersebut berisikan bahwa bangsa Indonesia harus menyerahkan senjata mereka kepada Sekutu.

Usaha yang sama dilakukan oleh Brigadir Jenderal T. E. D Kelly kepada pemuda Medan. Pada tanggal 18 Oktober 1945, pasukan Sekutu dan NICA mulai melancarkan aksi-aksi teror di kota Medan. Puncaknya, pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area” yang artinya “Batas Resmi Wilayah Medan” di berbagai sudut pinggiran kota Medan. Sejak saat itulah istilah Medan Area menjadi terkenal. Tindakan Sekutu dan NICA tersebut merupakan tindakan pelanggaran kedaulatan dan memicu amarah rakyat Sumatera Utara.

Perlawanan Pemuda Sumatera Utara

Pada saat yang bersamaan, Inggris dan NICA juga melakukan aksi pembersihan terhadap unsur-unsur Republik Indonesia yang ada di kota Medan. Para pemuda tentunya tidak tinggal diam, mereka membalas aksi-aksi Sekutu dan NICA sehingga konflik pun tidak bisa dihindari. Akibatnya, wilayah Medan menjadi tidak aman. Setiap usaha pengusiran dibalas dengan pengepungan, bahkan seringkali terjadi pertempuran bersenjata.

Pada tanggal 10 Desember 1945, pasukan Inggris dan NICA berusaha untuk menghancurkan kamp konsentrasi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Trepes, namun usaha tersebut berhasil digagalkan oleh pemuda. Bahkan, para pemuda berhasil menghancurkan beberapa truk Sekutu dan menculik seorang perwira Inggris.

Rupanya, tindakan tersebut memicu amarah Brigadir Jenderal T. E. D. Kelly. Brigadir Jenderal T. E. D. Kelly kemudian mengancam para pemuda untuk menyerahkan senjata mereka. Siapapun yang tidak mau patuh pada ancaman tersebut akan ditembak mati.

Akhir Pertempuran Medan Area

Bulan April 1946, tentara Sekutu mencoba mendesak pemerintah Indonesia di Medan untuk keluar dari kota Medan. Akibatnya Gubernur dan markas divisi TKR dipindahkan ke Pematang Siantar. Hal ini menyebabkan Sekutu menguasai kota Medan.

Karena pada saat itu pasukan Indonesia tidak memiliki satu komando, pasukan Indonesia kesulitan untuk melakukan serangan yang efektif kepada wilayah-wilayah yang diduduki oleh Sekutu dan NICA.. Akhirnya, tanggal 10 Agustus 1946, diadakan pertemuan di Tebing Tinggi guna membicarakan usaha untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dikuasai Sekutu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh para komandan pasukan yang sedang berjuang di Medan Area.

Pertemuan ini menghasilkan keputusan untuk membentuk satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area dengan markas yang berkedudukan di Trepes. Di bawah komando baru inilah perjuangan di Medan Area diteruskan.

Perlawanan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Sumatera seperti Padang, Bukittinggi, dan Aceh. Pertempuran Medan Area baru berakhir pada tanggal 10 Desember 1946 setelah pihak NICA mengajukan gencatan senjata.

Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan memang tidak mudah. Bahkan, hingga saat Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya, masih ada pihak-pihak lain yang berusaha menguasai wilayah Indonesia. 

BERIKUT LINK VIDEO UNTUK LEBIH MENDALAMI MATERI DI ATAS, MOHON DI SIMAK :)

    https://www.youtube.com/watch?v=6shJV_wXU9Y


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Pertempuran Medan Area

    4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945) Awal Pertempuran Medan Area Awalnya, pemerintah Indonesia di Sumatera Utara menyambut baik kedat...