Selasa, 28 April 2015

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KERAJAAN BABILONIA MASA KLASIK

KERAJAAN BABILONIA MASA KLASIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Peradaban kuno di Timur Tengah meliputi peradaban kuno Mesopotamia, di wilayah Mesopotamia kuno ini terdapat beberapa kerajaan yang berdiri disana menurut (Isawati, 2012 :21) “kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang terletak di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjlah (Tigris) sebelah selatan (4000 SM- 13000 SM)”, memang pada umumnnya sebuah peradaban lahir didekat air, dengan alasan air mempunyai nilai ekonomi dan spiritual. Peradaban di Timur Tengah lahir di Mesopotamia yang terletak diantara dua sungai besar yaitu sungai Uefrat dan sungai Tigris, selain kerajaan Babilonia juga ada kerajaan Asyiria (1300 SM – 606 SM), kerajaan Persia (abad ke-6 – 332 SM) dan juga kerajaan Mesir (abad 300 SM – 322 SM) yang masuk dalam peradaban kuno Timur Tengah.
Wilayah Mesopotamia juga membentang dari teluk Parsi pegunungan Taurus di Turki. Kebudayaan Iraq mungkin lebih tua daripada di Mesir, terutama dilembah hilir sungai-sungai Euphrates dan Tigris dan disekitar Teluk Iran. Irak sekarang sebutan bagi daerah Babilonia terdiri dari tanah yang tandus, hampir tidak pernah ada hujan.  Kota Babel adalah ibukota tanah kuno Babilonia, di selatan Mesopotamia. Terletak di sungai effrat sekitar 50 km sebelah selatan Baghdad modern, tepat di utara kota irak modern sekarang. (Hitti, 2005 : 3) “ semenanjung Arab menjadi tempat menetap orang-orang yang kemudian bermigrasi ke wilayah Bulan Sabit Subur, yang kelak dikenal dalam sejarah sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia, dan Ibrani.” , wilayah bulan sabit subur yang dimaksud merupakan wilayah Timur Tengah yang membentang dari Israel hingga teluk Persia, termasuk di dalamnya sungai Tigris dan Efrat di Irak sekarang.
Peradaban Babylonia adalah salah satu peradaban yang besar yang ada di dunia pada saat itu dan sangat memberikan pengaruh besar untuk kehidupan manusia pada saat ini. Peradaban Babylonia ini dibangun berdasarkan dua periode yaitu Babylonia kuno yang dipimpin oleh Hammurabi dan Babylonia baru oleh Nebukadnezar, hanya usaha keduanya pada akhirnya mengalami keruntuhan, untuk Babylonia I atau biasa di sebut dengan Babylonia Kuno
menurut (Seopratignyo, 1995 : 5) “berdiri sekitar 2400 SM oleh bangsa Amoria di Siria kemudian berpusat di Babylon, dibagian tengah sungai Eufrat”, sedangkan untuk Babylonia II atau biasa disebut dengan Babylonia baru, menurut (Seopratignyo, 1995 : 6) terbentuknya “kerajaan ini merupakan gabungan pemberontak yaitu bangsa Media dan bangsa Persia, yang berhasil menghancurkan Niniveh pada 612 SM”. Peradaban Babylonia ini sangat terkenal akan bangunannya yang indah dan mewah, sehingga arsitektur bangunannya bisa dikatakan arsitektur yang sangat hebat. Peradaban Babylonia ini menghasilkan berbagai macam kebudayaan mulai dari peralatan, agama, ilmu pengetahuan, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem perekonomian, dan juga kesenian. Kebudayaan yang dihasilkan peradaban Babylon ini masih banyak yan digunakan dalam kehidupan masa kini, jadi bisa dikatakan bahwa peradaban Babylonia memberikan pengaruh besar baik untuk kehidupan masa lalu maupun untuk masa kini.
1.1  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan kerajaan Babilonia masa kuno 1696 – 1654 SM ?
2.      Bagaimana perkembangan kebudayaan masyarakat Babylonia ?
1.2  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui perkembangan kerajaan Babilonia pada masa kuno
2.      Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan kehidupan budaya masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Perkembangan kerajaan Babilonia kuno
Babilonia adalah wilayah budaya kuno di pusat-selatan Mesopotamia (Sekarang Irak), dengan Babel sebagai ibukotanya.Pendiri sekaligus raja pertama dari Babilonia adalah seorang kepala suku Amorite bernama Sumuabum yang mendeklarasikan kemerdekaan Babilonia dari Negara tetangganya Kazallu pada tahun 1894 sebelum masehi. Suku semit yang seminomaden hidupnya biasa disebut dengan Amurru atau Amorite berpindah ke Mesopotamia, dalam (Convensky, 1990:25) “The Amorites siezed control of such cities as Larsa, Babylon, and Isin, and even succeded in finally capturing”, Babilonia muncul sebagai bangsa yang kuat saat Raja Hammurabi dari suku Amorite menciptakan sebuah kerajaan kecil diluar teritori wilayah Kekaisaran Akkadia.
Bangsa Babilonia mengadopsi bahasa Semitik Akkadia sebagai bahasa resmi dan bahasa Sumaria sebagai bahasa yang dipakai untuk keperluan keaagamaan, yang saat itu tidak lagi digunakan sebagai bahasa lisan, sama seperti yang dikatakan dalam (Convensky, 1990:25) “The whole land was given a single language, a Babylonian dialect of Akkadian, for administration and business”. Tradisi Akkadia dan Sumeria memainkan peran utama dalam perkembangan kebudayaan Babilonia dan bahkan hal ini menjadikan beberapa daerah di negara tersebut menjadi pusat kebudayaan hingga ke luar daerah Babilonia sendiri pada zaman perunggu dan awal zaman besi, dalam (Convensky, 1990:25) “Babylon became the greatest city of Mesopotamia”. Babilonia sebagai Negara merdeka, sebenarnya bukan didirikan hingga menjadi terkenal oleh orang asli dari suku Amorite, sebagian besar sejarahnya Babilonia berada di bawah pemerintahan orang-orang Mesopotamia, Assyiria dan bahkan bangsa asing seperti Kassite, Elam, Het, Aram, Kasdim, Persia, Yunani dan Partia.
Babilonia I atau orang biasa menyebutnya dengan Babilonia kuno atau juga Babilonia lama, kerajaan ini berdiri sekitar 2400 SM, Babylonia adalah sebuah kerajaan kuno yang di dalamnya terdapat peradaban yang besar yang berkembang di sekitar sungai Eufrat dan juga Tigris dan sekarang termasuk pada wilayah Irak Selatan, menurut (Isawati, 2012: 27)” nama Babilonia diambil sesuai dengan nama ibu kotanya yaitu Babel”, kerajaan ini berada di dekat sungai eufrat dan sungai tigris, kerajaan ini masuk kedalam sebuah peradaban besar di dunia, yaitu peradaban Mesopotamia. 
Ada dua masa yang terkenal berkaitan dengan peradaban Babilonia ini yaitu Babilonia Kuno atau Babilonia Lama di tangan Raja Hammurabi dan Babilonia Baru di tangan Raja Nebukadnezar. Sejarah Babilon memiliki rentang waktu yang sangat panjang sampai ribuan tahun lamanya. Babilon juga dianggap sebagai pusat peradaban dunia pada waktu itu karena sudah mengenal dan mengembangkan sistem irigasi, ilmu pengetahuan, kesusastraan, perekonomian, dan hukum. Pada sub bagian ini saya akan lebih mengkhususkan pembahasan saya pada kerajaan Babilonianya dahulu.
Seperti yang sudah saya baca dari banyak buku-buku yang menceritakan tentang kerajaan Babilonia, di sana ternyata ada dua kerajaan Babilonia, yang pertama adalah Babilonia lama atau kuno, saat kerajaan ini berdiri, raja yang berkuasa adalah raja Hammurabi menurut (Soepratignyo, 1995:5) “ raja Hammurabi ini berkuasa mulai tahun 1792-1750”, kerajaan Babilonia ini muncul setelah berhasil menaklukkan kerajaan Akkadia, seperti yang tertulis dalam (Hyma, 1975: 15) “this was the sixth king of the Babylonians” jadi raja Hammurabi ini merupakan raja ke 6 dari kerajaan Babilonia kuno, dia terkenal karena hukum yang di buatnya, menurut (Soepratignyo, 1995:5) “Babylonia berdiri sekitar 2400 SM oleh bangsa Amoria di siria kemudian berpusat di Babylon, dibagian tengah sungai eufrat”.
Kekuasaan raja Hammurabi ini sangat tekenal pada masanya, pada masa raja Hammurabi ini dia membuat hukum yang tertua yang banyak dikenal orang dengan nama hukum Hammurabi, menurut (isawati, 2012: 27)” hukum ini ditemukan pada tahun 1902” , yang mana hukum Hammurabi ini adalah hukum perdata dan pidana berupa undang-undang yang dituliskan dibatu, menurut (soepratignyo, 199:5) “hukum perdata itu memuat tentang pemilikan tanah, perkawinan. Untuk hukum pidana menerapkan sistem pembalasan yaitu pembunuh dibunuh, mencuri dipotong tangannya”. Dengan ditemukannya hukum Hammurabi menunjukan bahwa bangsa Babilonia telah menggunakan perjanjian atau kontrak dalam perdagangan, dalam undang-undang ini juga adanya pemberlakuan memberi hukuman yang setimpal atau hukuman pembalasan.
Selain hukum pidana juga terdapat hukum sipil, menurut (Isawati, 2012:28) ”hukum sipil tersebut mengatur tentang hak milik, hutang piutang, perkawinan, pengobatan, bangunan, penghasilan dan sebagainya”. Dalam hukum Hammurabi ini terdapat 282 hukum yang terpahat dalam sebuah batu, namun terdapat 32 hukuman yang terpecah dan sulit untuk dibaca. Masa pemerintahan raja Hammurabi ini kerajaan
Babilonia termasuk dalam kerajaan yang di segani, bukan karena hukuman yang berlaku pada kerajaan ini, akan tetapi karena Hammurabi selain ia sebagai raja, dia juga sebagai


seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia, dalam (Clark, 1967:97) “governor were appointed to rule over city states, a body of laws was promulgated and a state religion based on the cult of Marduk was established”, di sini mereka mempercayai Dewa Merduk atau Marduk sebagai penyelamat dunia yang mengalahkan dewa air Tiamat yang selalu membuat bencana alam.
  
Selanjutnya saya akan sedikit membahas kerajaan Babilonia masa pemerintahan raja Nebukadrezar, menurut (seignobos, 1912:39) “yang terkuat di antara raja-rajanya, Nebukadrezar (atau Nebukadnezar) 604-561”, menghancurkan Yerusalem dan mengantarkan orang-orang Yahudi ke dalam pembuangan, raja ini berhasil mendirikan banyak kuil di tempat-tempat di Babilonia. Meskipun sulit Nebukadnezar ingin membangun kembali kota Babilonia untuk kekaguman manusia, yang tertulis didalam prasasti. Raja Nebdukadnezar ini merupakan raja penguasa kerajaan Babilonia Baru, untuk kerajaan Babilonia II atau kerajaan Babilonia baru ini merupakan gabungan pemberontak antara bangsa Media dan Persia, yang berhasil menghancurkan Niniveh pada 612 SM, dalam (Soepratignyo, 1995:6) “rajanya yang terkenal adalah Nabukadnezar (605-562 SM) yang mendirikan Babylonia II”. Dalam masa kerajaan Babilonia II ini telah mengenal ilmu falak seperti astronomi untuk kegiatan pertanian atau meramal, di kerajaan ini adanya keajaiban dunia yang berupa bangunan yang sangat menakjubkan, yaitu taman gantung, atau Menara Babylonia, untuk penjelasan mengenai taman gantung yang ada di Babilonia ini, penulis akan menjelaskannya di subbab berikutnya. Dan akhirnya dengan timbulnya kerajaan Persia pada sekitaran 500 SM kerajaan Babylonia merosot peranannya dan mesopotamia menjadi rebutan bangsa sekitarnya.
1.1              Perkembangan kehidupan budaya masyarakat Babylonia
Seorang penulis yunani Herodotus yang mengunjungi Babylonia pada abad ke 5 SM , dia menjelaskan secara rinci mengenai kota Babilonia tersebut. Dalam
(Seignobos, 1912: 39) “ kota ini dikelilingi oleh tembok persegi yang dipotong oleh sungai Efrat, kota itu mencakup wilayah sekitar 185 mil persegi, atau tujuh kali luas Paris. Ruang besar ini tidak diisi dengan rumah-rumah, sebagian besar berupa lahan yang akan dibudidayakan untuk penghidupan orang-orang jika terjadi pengepungan. Babilon lebih merupakan sebuah kubu berbenteng daripada sebuah kota. Tembok yang dilengkapi dengan menara-menara dan seratus gerbang kuningan itu begitu tebal sehingga kereta tidak mungkin bisa mendobraknya. Di sekeliling tembok itu adalah sebuah parit besar dan dalam penuh air, dengan sisi-sisinya dipasangi batu bata. Rumah-rumah kota di bangun tiga atau empat

              tingkat. Jalan- jalan berpotong tegak lurus, jembatan dan dermaga Efrta mengundang kekaguman, istana berbenteng itu, juga taman-taman gantung, merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Taman-taman ini berupa teras yang ditanami dengan pohon-pohon yang ditopang dengan tiang dan barisan lengkungan”.
Dalam subbab sebelumnya saya sudah sedikit menyinggung tentang pembahasan mengenai menara Babilonia, atau Taman gantung Babilonia. Menara babilonia ini dibuat pada masa pemerintahan Nebukadnezar, ia ingin membangun kembali kota Babilonia. Dalam (Seignobos, 1912:40) “katanya dalam prasasti : ’aku membangun kembali dan merenovasi keajaiban Borsippa, Kuil tujuh lapisan dunia. Aku meletakkan fondasi dan membangun sesuai dengan rencana kunonya’. ” taman gantung atau menara ini dibangun untuk memenuhi keinginan istrinya Amyitis, putri raja Midian yang rindu akan tanah airnya yang subur dan dipenuhi bukit-bukit pepohonan yang hijau. Menurut (Isawati, 2012:29) “ beberapa misteri mengenai taman menggantung baru terpecahkan pada abad ke-20”.
·         Agama
Agama, bangsa Babilonia mempunyai kepercayaan besar kepada dewa Marduk, dalam (Seignobos, 1912:41)” dewa tertinggi di Babilon adalah Ilou, di Assyria, Assur. Tidak ada kuil dibangun untuknya, tiga dewa berasal darinya : Anou, sang dewa penguasa kegelapan, di bawah sosok seorang pria dengan kepala ikan dan ekor elang. Bel, sang  dewa penguasa roh, direpresentasikan sebagai raja di atas takhta. Nouah, sang dewa penguasa dunia yang terlihat. Dibawah dewa-dewa ini adalah Matahari, Bulan, dan Lima planet, karena dalam suasana yang terang di khaldea bintang-bintang bersinar dengan terang benderang.
Untuk mereka orang Khaldea membangun kuil, observatorium. Dalam kemajuan astrologi masyarakat ini juga sangat bagus, di mana para pendeta percaya bahwa bintang-bintang ini sebagai dewa-dewa yang kuat, memberikan pengaruh pada kehidupan manusia. Menurut (Seignobos, 1912:42) “setiap orang lahir kedunia di bawah pengaruh planet dan kelahirannya ini menentukan nasibnya, orang dapat meramalkan keberuntungan seseorang jika bintang dimana orang itu dilahirkan diketahui”.
            Bangsa Khaldea juga mengenal adanya mantra-mantra ajaib, mantra ini di ucapkan guna untuk mengusir roh-roh atau juga malah untuk mendatangkan mereka. Sebagai contoh mantra yang di sebutkan oleh bangsa khaldea adalah , dalam (seignobos, 1912:44) “hika, hika, bescha, bescha (Begone! Begone! Buruk! Buruk!)”. Kebiasaaan ini merupakan peninggalan agama Turaina. Dari Khaldea in inilah astrologi dan ilmu sihir tersebar luas di seluruh kekaisaran Romawi,dan kemudian keseluruh Eropa.


·         Ilmu Pengetahuan
Untuk kemajuan ilmu pengetahuannya, disinilah asrtonomi berasal, dari negeri ini lah kita mengenal apa yang dinamakan zodiak itu, tujuh hari dalam seminggu, pembagian tahun  menjadi dua belas bulan, pembagian hari menjadi dua puluh empat jam, pembagian jam menjadi enam puluh menit, dan pembagian menit menjadi enam puluh detik, disini pula juga berasalnya sistem bobot dan ukuran, yang diukur dalam satuan panjang, yang mana semua itu seperti kita ketahui, di gunakan untuk ilmu hitung saat ini.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
·         Peradaban di Timur Tengah lahir di Mesopotamia yang terletak diantara dua sungai besar yaitu sungai Uefrat dan sungai Tigris
·         Peradaban Babylonia adalah salah satu peradaban yang besar yang ada di dunia pada saat itu dan sangat memberikan pengaruh besar untuk kehidupan manusia pada saat ini.
·         Peradaban babylonia ini dibangun berdasarkan dua periode yaitu Babylonia kuno yang dipimpin oleh Hammurabi dan Babylonia baru oleh Nebukadnezar.
·         Terkenalnya raja Hammurabi ini karena hukum yang berupa undang-undang yang telah dibuatnya guna mengatur negerinya.
·         Raja Hammurabi ini merupakan pemimpin agama untuk masyarakat Babilonia, maka dari itu dia merupakan seseorang yang disegani.
·         Kehidupan masyarakat pada masa kerajaan Babilonia ini cukup maju, dengan bukti adanya peninggalan berupa taman gantung.
·         selain peninggalan bangunan yang dapat dilihat, kita juga mengenal adanya jumlah zodiak, lalu ada pula jumlah jam dalam sehari, nilai ukur, waktu dan lain sebagainya, yang semua itu merupakan peninggalan bangsa Babilonia.
·         Dalam agamanya, masyarakat babilonia ini mempunyai kepercayaan kepada dewa Marduk , yang di percaya sebagai dewa tertinggi.
3.2 Saran
Demikianlah hasil makalah yang kami paparkan,pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dan semoga hasil makalah yang telah kami kerjakan sangat bermafaat bagi pembaca.




DAFTAR RUJUKAN.

Clark, G. 1967. World Prehistory An Outline. Newyork : Cambridge at the university press.
Convensky, M. 1990. The Ancient Near Eastern Tradition. Newyork and London : Harper & Row, publishers.
Daldjoeni, DP. S. N. 1982. Geografi Kesejarahan I (Peradaban Dunia). Bandung : Penerbit Alumni.
Fagan, B. M. 1992. People of the earth. Newyork : Harper collins publishers.
Hitti, P. K. Tanpa tahun. History of the Arabs. Cecep Lukmana Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. 2002. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.
Hyma, A. 1975. Ancient History. Newyork: Barnes & Noble, Inc.
Isawati, M. A.. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat) jilid 1. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Seignobos, C. 1912. Sejarah Peradaban Dunia Kuno. Ahmad Asnawi. 2014. Yogyakarta : Penerbit Indoliterasi.
Soepratignyo & Sri, S. 1995. Sejarah Asia Barat Daya. Malang.






Pertempuran Medan Area

4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945) Awal Pertempuran Medan Area Awalnya, pemerintah Indonesia di Sumatera Utara menyambut baik kedat...