KERAJAAN BABILONIA MASA KLASIK
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peradaban
kuno di Timur Tengah meliputi peradaban kuno Mesopotamia, di wilayah
Mesopotamia kuno ini terdapat beberapa kerajaan yang berdiri disana menurut
(Isawati, 2012 :21) “kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang terletak di
lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjlah (Tigris) sebelah selatan (4000 SM-
13000 SM)”, memang pada umumnnya sebuah peradaban lahir didekat air, dengan
alasan air mempunyai nilai ekonomi dan spiritual. Peradaban di Timur Tengah
lahir di Mesopotamia yang terletak diantara dua sungai besar yaitu sungai
Uefrat dan sungai Tigris, selain kerajaan Babilonia juga ada kerajaan Asyiria
(1300 SM – 606 SM), kerajaan Persia (abad ke-6 – 332 SM) dan juga kerajaan
Mesir (abad 300 SM – 322 SM) yang masuk dalam peradaban kuno Timur Tengah.
Wilayah Mesopotamia juga membentang dari
teluk Parsi pegunungan Taurus di Turki. Kebudayaan Iraq mungkin lebih tua
daripada di Mesir, terutama dilembah hilir sungai-sungai Euphrates dan Tigris
dan disekitar Teluk Iran. Irak sekarang sebutan bagi daerah Babilonia terdiri
dari tanah yang tandus, hampir tidak pernah ada hujan. Kota Babel adalah
ibukota tanah kuno Babilonia, di selatan Mesopotamia. Terletak di sungai effrat
sekitar 50 km sebelah selatan Baghdad modern, tepat di utara kota irak modern
sekarang. (Hitti, 2005 : 3) “ semenanjung Arab menjadi tempat menetap
orang-orang yang kemudian bermigrasi ke wilayah Bulan Sabit Subur, yang kelak
dikenal dalam sejarah sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia, dan
Ibrani.” , wilayah bulan sabit subur yang dimaksud merupakan wilayah Timur
Tengah yang membentang dari Israel hingga teluk Persia, termasuk di dalamnya
sungai Tigris dan Efrat di Irak sekarang.
Peradaban Babylonia
adalah salah satu peradaban yang besar yang ada di dunia pada saat itu dan
sangat memberikan pengaruh besar untuk kehidupan manusia pada saat ini.
Peradaban Babylonia ini dibangun berdasarkan dua periode yaitu Babylonia kuno
yang dipimpin oleh Hammurabi dan Babylonia baru oleh Nebukadnezar, hanya usaha
keduanya pada akhirnya mengalami keruntuhan, untuk Babylonia I atau biasa di
sebut dengan Babylonia Kuno
menurut (Seopratignyo,
1995 : 5) “berdiri sekitar 2400 SM oleh bangsa Amoria di Siria kemudian
berpusat di Babylon, dibagian tengah sungai Eufrat”, sedangkan untuk Babylonia
II atau biasa disebut dengan Babylonia baru, menurut (Seopratignyo, 1995 : 6)
terbentuknya “kerajaan ini merupakan gabungan pemberontak yaitu bangsa Media
dan bangsa Persia, yang berhasil menghancurkan Niniveh pada 612 SM”. Peradaban
Babylonia ini sangat terkenal akan bangunannya yang indah dan mewah, sehingga arsitektur
bangunannya bisa dikatakan arsitektur yang sangat hebat. Peradaban Babylonia
ini menghasilkan berbagai macam kebudayaan mulai dari peralatan, agama, ilmu
pengetahuan, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem perekonomian, dan juga
kesenian. Kebudayaan yang dihasilkan peradaban Babylon ini masih banyak yan
digunakan dalam kehidupan masa kini, jadi bisa dikatakan bahwa peradaban
Babylonia memberikan pengaruh besar baik untuk kehidupan masa lalu maupun untuk
masa kini.
1.1 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perkembangan kerajaan
Babilonia masa kuno 1696 – 1654 SM ?
2.
Bagaimana perkembangan kebudayaan
masyarakat Babylonia ?
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui perkembangan kerajaan
Babilonia pada masa kuno
2. Untuk
mengetahui bagaimana proses perkembangan kehidupan budaya masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Perkembangan kerajaan Babilonia
kuno
Babilonia adalah wilayah budaya
kuno di pusat-selatan Mesopotamia (Sekarang Irak), dengan Babel sebagai
ibukotanya.Pendiri sekaligus raja pertama dari Babilonia adalah seorang kepala
suku Amorite bernama Sumuabum yang mendeklarasikan kemerdekaan Babilonia dari
Negara tetangganya Kazallu pada tahun 1894 sebelum masehi. Suku semit yang
seminomaden hidupnya biasa disebut dengan Amurru atau Amorite berpindah ke
Mesopotamia, dalam (Convensky, 1990:25) “The
Amorites siezed control of such cities as Larsa, Babylon, and Isin, and even
succeded in finally capturing”, Babilonia muncul sebagai bangsa yang
kuat saat Raja Hammurabi dari suku Amorite menciptakan sebuah kerajaan kecil
diluar teritori wilayah Kekaisaran Akkadia.
Bangsa Babilonia mengadopsi bahasa
Semitik Akkadia sebagai bahasa resmi dan bahasa Sumaria sebagai bahasa yang
dipakai untuk keperluan keaagamaan, yang saat itu tidak lagi digunakan sebagai
bahasa lisan, sama seperti yang dikatakan dalam (Convensky, 1990:25) “The whole land was given a single language,
a Babylonian dialect of Akkadian, for administration and business”. Tradisi
Akkadia dan Sumeria memainkan peran utama dalam perkembangan kebudayaan
Babilonia dan bahkan hal ini menjadikan beberapa daerah di negara tersebut
menjadi pusat kebudayaan hingga ke luar daerah Babilonia sendiri pada zaman
perunggu dan awal zaman besi, dalam (Convensky, 1990:25) “Babylon became the greatest city of Mesopotamia”. Babilonia
sebagai Negara merdeka, sebenarnya bukan didirikan hingga menjadi terkenal oleh
orang asli dari suku Amorite, sebagian besar sejarahnya Babilonia berada di bawah
pemerintahan orang-orang Mesopotamia, Assyiria dan bahkan bangsa asing seperti
Kassite, Elam, Het, Aram, Kasdim, Persia, Yunani dan Partia.
Babilonia
I atau orang biasa menyebutnya dengan Babilonia kuno atau juga Babilonia lama,
kerajaan ini berdiri sekitar 2400 SM, Babylonia adalah sebuah kerajaan kuno
yang di dalamnya terdapat peradaban yang besar yang berkembang di sekitar
sungai Eufrat dan juga Tigris dan sekarang termasuk pada wilayah Irak Selatan, menurut
(Isawati, 2012: 27)” nama Babilonia diambil sesuai dengan nama ibu kotanya
yaitu Babel”, kerajaan ini berada di dekat sungai eufrat dan sungai tigris,
kerajaan ini masuk kedalam sebuah peradaban besar di dunia, yaitu peradaban
Mesopotamia.
Ada
dua masa yang terkenal berkaitan dengan peradaban Babilonia ini yaitu Babilonia
Kuno atau Babilonia Lama di tangan Raja Hammurabi dan Babilonia Baru di tangan
Raja Nebukadnezar. Sejarah Babilon memiliki rentang waktu yang sangat panjang
sampai ribuan tahun lamanya. Babilon juga dianggap sebagai pusat peradaban
dunia pada waktu itu karena sudah mengenal dan mengembangkan sistem irigasi,
ilmu pengetahuan, kesusastraan, perekonomian, dan hukum. Pada sub bagian ini saya
akan lebih mengkhususkan pembahasan saya pada kerajaan Babilonianya dahulu.
Seperti
yang sudah saya baca dari banyak buku-buku yang menceritakan tentang kerajaan
Babilonia, di sana ternyata ada dua kerajaan Babilonia, yang pertama adalah
Babilonia lama atau kuno, saat kerajaan ini berdiri, raja yang berkuasa adalah
raja Hammurabi menurut (Soepratignyo, 1995:5) “ raja Hammurabi ini berkuasa
mulai tahun 1792-1750”, kerajaan Babilonia ini muncul setelah berhasil
menaklukkan kerajaan Akkadia, seperti yang tertulis dalam (Hyma, 1975: 15) “this was the sixth king of the Babylonians”
jadi raja Hammurabi ini merupakan raja ke 6 dari kerajaan Babilonia kuno, dia
terkenal karena hukum yang di buatnya, menurut (Soepratignyo, 1995:5) “Babylonia
berdiri sekitar 2400 SM oleh bangsa Amoria di siria kemudian berpusat di
Babylon, dibagian tengah sungai eufrat”.
Kekuasaan
raja Hammurabi ini sangat tekenal pada masanya, pada masa raja Hammurabi ini
dia membuat hukum yang tertua yang banyak dikenal orang dengan nama hukum
Hammurabi, menurut (isawati, 2012: 27)” hukum ini ditemukan pada tahun 1902” ,
yang mana hukum Hammurabi ini adalah hukum perdata dan pidana berupa
undang-undang yang dituliskan dibatu, menurut (soepratignyo, 199:5) “hukum perdata
itu memuat tentang pemilikan tanah, perkawinan. Untuk hukum pidana menerapkan
sistem pembalasan yaitu pembunuh dibunuh, mencuri dipotong tangannya”. Dengan
ditemukannya hukum Hammurabi menunjukan bahwa bangsa Babilonia telah
menggunakan perjanjian atau kontrak dalam perdagangan, dalam undang-undang ini juga
adanya pemberlakuan memberi hukuman yang setimpal atau hukuman pembalasan.
Selain hukum pidana juga terdapat hukum
sipil, menurut (Isawati, 2012:28) ”hukum sipil tersebut mengatur tentang hak
milik, hutang piutang, perkawinan, pengobatan, bangunan, penghasilan dan
sebagainya”. Dalam hukum Hammurabi ini terdapat 282 hukum yang terpahat dalam
sebuah batu, namun terdapat 32 hukuman yang terpecah dan sulit untuk dibaca.
Masa pemerintahan raja Hammurabi ini kerajaan
Babilonia termasuk dalam kerajaan yang
di segani, bukan karena hukuman yang berlaku pada kerajaan ini, akan tetapi
karena Hammurabi selain ia sebagai raja, dia juga sebagai
seorang pemimpin agama masyarakat
Babilonia, dalam (Clark, 1967:97) “governor
were appointed to rule over city states, a body of laws was promulgated and a
state religion based on the cult of Marduk was established”, di sini mereka
mempercayai Dewa Merduk atau Marduk sebagai penyelamat dunia yang mengalahkan
dewa air Tiamat yang selalu membuat bencana alam.
Selanjutnya
saya akan sedikit membahas kerajaan Babilonia masa pemerintahan raja
Nebukadrezar, menurut (seignobos, 1912:39) “yang terkuat di antara
raja-rajanya, Nebukadrezar (atau Nebukadnezar) 604-561”, menghancurkan Yerusalem
dan mengantarkan orang-orang Yahudi ke dalam pembuangan, raja ini berhasil
mendirikan banyak kuil di tempat-tempat di Babilonia. Meskipun sulit
Nebukadnezar ingin membangun kembali kota Babilonia untuk kekaguman manusia,
yang tertulis didalam prasasti. Raja Nebdukadnezar ini merupakan raja penguasa
kerajaan Babilonia Baru, untuk kerajaan Babilonia II atau kerajaan Babilonia
baru ini merupakan gabungan pemberontak antara bangsa Media dan Persia, yang
berhasil menghancurkan Niniveh pada 612 SM, dalam (Soepratignyo, 1995:6)
“rajanya yang terkenal adalah Nabukadnezar (605-562 SM) yang mendirikan
Babylonia II”. Dalam masa kerajaan Babilonia II ini telah mengenal ilmu falak
seperti astronomi untuk kegiatan pertanian atau meramal, di kerajaan ini adanya
keajaiban dunia yang berupa bangunan yang sangat menakjubkan, yaitu taman
gantung, atau Menara Babylonia, untuk penjelasan mengenai taman gantung yang
ada di Babilonia ini, penulis akan menjelaskannya di subbab berikutnya. Dan
akhirnya dengan timbulnya kerajaan Persia pada sekitaran 500 SM kerajaan
Babylonia merosot peranannya dan mesopotamia menjadi rebutan bangsa sekitarnya.
1.1
Perkembangan
kehidupan budaya masyarakat Babylonia
Seorang penulis yunani Herodotus
yang mengunjungi Babylonia pada abad ke 5 SM , dia menjelaskan secara rinci
mengenai kota Babilonia tersebut. Dalam
(Seignobos,
1912: 39) “ kota ini dikelilingi oleh tembok persegi yang dipotong oleh sungai
Efrat, kota itu mencakup wilayah sekitar 185 mil persegi, atau tujuh kali luas
Paris. Ruang besar ini tidak diisi dengan rumah-rumah, sebagian besar berupa
lahan yang akan dibudidayakan untuk penghidupan orang-orang jika terjadi
pengepungan. Babilon lebih merupakan sebuah kubu berbenteng daripada sebuah
kota. Tembok yang dilengkapi dengan menara-menara dan seratus gerbang kuningan
itu begitu tebal sehingga kereta tidak mungkin bisa mendobraknya. Di sekeliling
tembok itu adalah sebuah parit besar dan dalam penuh air, dengan sisi-sisinya
dipasangi batu bata. Rumah-rumah kota di bangun tiga atau empat
tingkat. Jalan- jalan berpotong
tegak lurus, jembatan dan dermaga Efrta mengundang kekaguman, istana berbenteng
itu, juga taman-taman gantung, merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Taman-taman ini berupa teras yang ditanami dengan pohon-pohon yang ditopang
dengan tiang dan barisan lengkungan”.
Dalam subbab sebelumnya saya sudah
sedikit menyinggung tentang pembahasan mengenai menara Babilonia, atau Taman
gantung Babilonia. Menara babilonia ini dibuat pada masa pemerintahan Nebukadnezar,
ia ingin membangun kembali kota Babilonia. Dalam (Seignobos, 1912:40) “katanya
dalam prasasti : ’aku membangun kembali dan merenovasi keajaiban Borsippa, Kuil
tujuh lapisan dunia. Aku meletakkan fondasi dan membangun sesuai dengan rencana
kunonya’. ” taman gantung atau menara ini dibangun untuk memenuhi keinginan
istrinya Amyitis, putri raja Midian yang rindu akan tanah airnya yang subur dan
dipenuhi bukit-bukit pepohonan yang hijau. Menurut (Isawati, 2012:29) “
beberapa misteri mengenai taman menggantung baru terpecahkan pada abad ke-20”.
·
Agama
Agama, bangsa Babilonia mempunyai
kepercayaan besar kepada dewa Marduk, dalam (Seignobos, 1912:41)” dewa
tertinggi di Babilon adalah Ilou, di Assyria, Assur. Tidak ada kuil dibangun
untuknya, tiga dewa berasal darinya : Anou, sang dewa penguasa kegelapan, di
bawah sosok seorang pria dengan kepala ikan dan ekor elang. Bel, sang dewa penguasa roh, direpresentasikan sebagai
raja di atas takhta. Nouah, sang dewa penguasa dunia yang terlihat. Dibawah
dewa-dewa ini adalah Matahari, Bulan, dan Lima planet, karena dalam suasana
yang terang di khaldea bintang-bintang bersinar dengan terang benderang.
Untuk mereka orang Khaldea membangun kuil,
observatorium. Dalam kemajuan astrologi masyarakat ini juga sangat bagus, di mana
para pendeta percaya bahwa bintang-bintang ini sebagai dewa-dewa yang kuat,
memberikan pengaruh pada kehidupan manusia. Menurut (Seignobos, 1912:42) “setiap
orang lahir kedunia di bawah pengaruh planet dan kelahirannya ini menentukan
nasibnya, orang dapat meramalkan keberuntungan seseorang jika bintang dimana
orang itu dilahirkan diketahui”.
Bangsa
Khaldea juga mengenal adanya mantra-mantra ajaib, mantra ini di ucapkan guna
untuk mengusir roh-roh atau juga malah untuk mendatangkan mereka. Sebagai contoh
mantra yang di sebutkan oleh bangsa khaldea adalah , dalam (seignobos, 1912:44)
“hika, hika, bescha, bescha (Begone!
Begone! Buruk! Buruk!)”. Kebiasaaan ini merupakan peninggalan agama
Turaina. Dari Khaldea in inilah astrologi dan ilmu sihir tersebar luas di
seluruh kekaisaran Romawi,dan kemudian keseluruh Eropa.
·
Ilmu
Pengetahuan
Untuk kemajuan ilmu pengetahuannya, disinilah
asrtonomi berasal, dari negeri ini lah kita mengenal apa yang dinamakan zodiak
itu, tujuh hari dalam seminggu, pembagian tahun
menjadi dua belas bulan, pembagian hari menjadi dua puluh empat jam,
pembagian jam menjadi enam puluh menit, dan pembagian menit menjadi enam puluh
detik, disini pula juga berasalnya sistem bobot dan ukuran, yang diukur dalam
satuan panjang, yang mana semua itu seperti kita ketahui, di gunakan untuk ilmu
hitung saat ini.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
·
Peradaban di Timur Tengah lahir di
Mesopotamia yang terletak diantara dua sungai besar yaitu sungai Uefrat dan
sungai Tigris
·
Peradaban Babylonia adalah salah satu
peradaban yang besar yang ada di dunia pada saat itu dan sangat memberikan
pengaruh besar untuk kehidupan manusia pada saat ini.
·
Peradaban babylonia ini dibangun
berdasarkan dua periode yaitu Babylonia kuno yang dipimpin oleh Hammurabi dan
Babylonia baru oleh Nebukadnezar.
·
Terkenalnya raja Hammurabi ini karena
hukum yang berupa undang-undang yang telah dibuatnya guna mengatur negerinya.
·
Raja Hammurabi ini merupakan pemimpin
agama untuk masyarakat Babilonia, maka dari itu dia merupakan seseorang yang
disegani.
·
Kehidupan masyarakat pada masa kerajaan
Babilonia ini cukup maju, dengan bukti adanya peninggalan berupa taman gantung.
·
selain peninggalan bangunan yang dapat
dilihat, kita juga mengenal adanya jumlah zodiak, lalu ada pula jumlah jam
dalam sehari, nilai ukur, waktu dan lain sebagainya, yang semua itu merupakan
peninggalan bangsa Babilonia.
·
Dalam agamanya, masyarakat babilonia ini
mempunyai kepercayaan kepada dewa Marduk , yang di percaya sebagai dewa
tertinggi.
3.2 Saran
Demikianlah
hasil makalah yang kami paparkan,pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih
banyak terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan dan semoga hasil makalah yang telah kami kerjakan sangat bermafaat
bagi pembaca.
DAFTAR
RUJUKAN.
Clark, G. 1967. World
Prehistory An Outline. Newyork : Cambridge at the university press.
Convensky,
M. 1990. The Ancient Near Eastern
Tradition. Newyork and London : Harper & Row, publishers.
Daldjoeni,
DP. S. N. 1982. Geografi Kesejarahan I
(Peradaban Dunia). Bandung : Penerbit Alumni.
Fagan, B. M. 1992. People of the earth. Newyork : Harper collins publishers.
Hitti, P. K. Tanpa tahun. History of the Arabs. Cecep Lukmana Yasin dan Dedi Slamet Riyadi.
2002. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.
Hyma, A. 1975. Ancient
History. Newyork: Barnes & Noble, Inc.
Isawati,
M. A.. 2012. Sejarah Timur Tengah
(Sejarah Asia Barat) jilid 1. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Seignobos,
C. 1912. Sejarah Peradaban Dunia Kuno.
Ahmad Asnawi. 2014. Yogyakarta : Penerbit Indoliterasi.
Soepratignyo & Sri, S. 1995. Sejarah Asia Barat Daya. Malang.