4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945)
Awal Pertempuran Medan Area
Awalnya, pemerintah Indonesia di Sumatera Utara menyambut baik kedatangan AFNEI. Pemerintah Indonesia bahkan memperbolehkan tentara AFNEI untuk
4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945)
Awalnya, pemerintah Indonesia di Sumatera Utara menyambut baik kedatangan AFNEI. Pemerintah Indonesia bahkan memperbolehkan tentara AFNEI untuk
3. Pertempuran di Bandung (23 Maret 1946) Peristiwa Bandung Lautan Api
Setelah meraih kemerdekaan, kondisi keamanan dan pertahanan Indonesia masih belum benar-benar stabil. Kondisi di daerah masih didominasi oleh perebutan kekuasaan serta pertempuran. Salah satu pertempuran yang terjadi ialah pertempuran Bandung Lautan Api. Kejadian ini
2. Pertempuran Ambarawa (26 Oktober 1945)
Pertempuran Ambarawa disebabkan karena adanya penindasan dan teror terhadap penduduk Magelang yang menimbulkan perlawanan dari TKR. Perlawanan ini terjadi sejak 23 November 1945 hingga 12 Desember 1945, dengan dipimpin oleh Imam Adrongi dan Letkol M. Sarbini. Pertempuran Ambarawa berhasil
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DARI ANCAMAN SEKUTU
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, sekutu kemudian memerintahkan Jepang untuk melaksanakan status quo, yaitu menjaga situasi dan kondisi sebagaimana adanya pada saat itu sampai kedatangan tentara sekutu ke Indonesia.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, seluruh
Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida. Pada sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke Lembah Sungai Indus.
Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu. Lahirnya agama Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida.
A. Teori Masuknya Agama Hindu-Buddha di Indonesia
Teori-teori masuknya agama Hindu di Indonesia
- Teori brahmana : Teori ini dikemukakan oleh Van Leuryang berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta.
- Teori ksatria :Teori ini dikemukakan oleh Majumdar, Moekrji, dan Nehru. Mereka berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh prajurit yang mengadakan ekspansi.
- Teori waisya : Teori ini dikemukakan oleh Kromyang mengatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, mengingat bahwa sejak tahun 500 SM, Nusantara telah menjadi jalur perdagangan antara India dan Cina. Dalam perjalanan perdagangan inilah diperkirakan para pedagang India itu singgah di Indonesia dan menyebarkan agama Hindu.
- Teori sudra : Teori ini dikemukakan oleh banyak orang. Intinya adalah bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum sudra yang datang di Nusantara untuk memperbaiki nasib.
- Teori arus balik : Menurut teori ini, bangsa Indonesia tidak hanya menerima pengetahuan agama dari orang-orang asing yang datang. Mereka juga aktif mencari ilmu agama di negeri orang dan menyebarkannya setelah kembali ke kampung halamannya.
Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan Trimurti.
Kitab suci agama Hindu adalah Weda.
Kitab Weda ini terdiri atas empat bagian, yang biasa disebut dengan Catur Weda, yaitu;
1. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa
2. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci
3. Yazur-Weda, berisi mantra-mantra
4. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan
Disamping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad
KASTA
Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta tersebut adalah kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra. Di luar itu masih ada golongan masyarakat yang tidak termasuk dalam kasta, yaitu mereka yang masuk dalam kelompok Paria. Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi.
Kaum Brahmana bertugas menjalankan upacara-upacara keagamaan. Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan. Golongan raja, bangsawan dan prajurit masuk dalam kelompok kasta Kstaria ini. Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat biasa, yaitu para petani dan pedagang. Adapun kasta Sudra adalah kasta dari golongan hamba sahaya atau para budak. Sementara itu, golongan Paria merupakan golongan yang tidak diterima dalam kasta masyarakat Hindu.
AGAMA BUDDHA
Agama Budha muncul sekitar tahun 500 SM. Kemunculan agama Budhha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama. Sidharta adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu. Ajaran Budhha memang diajarkan oleh Sidhrata Gautama, sehingga beliau lebih dikenal dengan Budhha Gautama. Sedikit cerita mengenai Sidharta Gautama, ia lahir di taman Lumbini, kawasan perbatasan Nepal, pada tahun 560 SM. Dia berasal dari keluarga kerajaan di daerah India utara.
Pada masa tersebut di India berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka. Raja Asoka merupakan raja penganut agama Buddha yang sangat
Kitab Suci Agama Buddha adalah Tripitaka
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang artinya tiga keranjang. Kitab ini terdiri atas:
1 Vinayapitaka yang berisi aturan-aturan hidup
2 Suttapitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran
3 Abdidharmapitaka yang berisi falsafah agama.
Terdapat empat tempat utama yang dianggap suci oleh umat Buddha. Tempat-tempat suci tersebut memiliki hubungan dengan Sidharta. Keempat tempat tersebut adalah Taman Lumbini, Bodh Gaya, Benares, dan Kusinegara.
1. Taman Lumbini terletak di daerah Kapilawastu, yaitu tempat kelahiran Sidharta.
2. Bodh Gaya adalah tempat Shidarta menerima penerangan agung.
3. Benares, adalah tempat Sidharta pertama kali menyampaikan ajarannya.
4. Kusinegara, adalah tempat wafatnya Sidharta.
Hari Raya Umat Buddha adalah hari raya Waisyak. Hari raya ini dimeriahkan untuk memperingati Peristiwa kelahiran, menerima penerangan agung, dan kematian Sidharta yang terjadi pada tanggal yang bersamaan, yaitu waktu bulan purnama di bulan Mei.
silahkan klik link di bawah ini agar lebih memahami materi di atas
👇👇👇👇👇👇
https://www.youtube.com/watch?v=RLwIB0go_jQ (Lambang-lambang agama Buddha)
https://www.youtube.com/watch?v=dQEV3EgeJPI (Agama Hindu)
Pengertian
Zaman Megalitikum merupakan zaman batu besar. Disebut zaman batu besar karena pada masa itu manusia yang hidup menggunakan batu yang berukuran besar sebagai peralatan sehari-hari.
Maka dari itu, masa megalitikum disebut juga sebagai zaman batu. Menurut hasil analisis dari para ahli arkeolog menyebutkan ciri-ciri masa megalitikum terletak pada fosil yang temukan.
Dimana di zaman ini terdapat banyak sekali peninggalan berupa kapak batu, rumah batu dan perlengkapan lain yang terbuat dari batu.
Ciri-ciri Zaman Megalitikum
A. Kehidupan sosial
Berkembang sejak zaman neolitimkun hinggazaman perunggu manusia pada zaman megalitikum sudah bisa membuat serta meninggalkan kebudayaaan di zaman batu besar.
B. Kehidupan kebudayaan
Megalitikum meninggalkan kebudayaan yang cukup unik dan menarik. Bahkan di zaman modern sekarang ini, kita masih dapat menjumpai kebudayaan tersebut.
Hal terebut disebabkan adanya suku di Indonesia yang masih tetap melestarikan kebudayaan yang ada di masa megalitikum.
Beberapa temuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
C. Kehidupan ekonomi
Alat-alat yang digunakan berbahan dasar batu.
D. Kehidupan kepercayaan
Mulai berinisiatif untuk mendirikan bangunan batu yang berukuran besar atau megalitik sebagai tempat beribadah.Budaya megalitik inilah yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang Indonesia sebelum menerima pengaruh dari hindu islam serta kolonial.
Meja batu yang digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadapt nenek moyang yang berfungsi sebagai penutup sarkofagus. Dolmen banyak ditemukan di daerah Besuki, Jawa Timur dan dikenal sebagai pandhusa.
berikut link salah satu tempat di temukkanya dolmen di Indonesia
👇👇👇👇👇👇
berikut link salah satu tempat di temukkanya kubur batu di Indonesia
👇👇👇👇👇👇
Sarkofagus juga merupakan peti yang digunakan untuk menyimpan jenazah, hanya saja bentuk dari sarkofagus seperti palung atau lesung yang terbuat dari batu utuh dan telah diberi penutup.
Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali dan Bondowoso “Jawa Timur”
berikut link salah satu tempat di temukkanya sarkofagus di Indonesia
👇👇👇👇👇👇
berikut link salah satu tempat di temukkanya punden berundak di Indonesia
👇👇👇👇👇👇
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/taman-purbakala-pugungraharjo-lampung-timur/
Menhir adalah sebuah batu besar tunggal yang bentuknya seperti tiang atau tugu, fungsinya sebagai tanda peringatan arwah nenek moyang.
Menhir ini banyak ditemukan di daerah Pasemah “Sumatra Selatan”, Ngada “Flores”, Rembang “Jawa Tengah” serta Lahat “Sumatra Selatan”, dan juga di jawa timur.
berikut link salah satu tempat di temukkanya menhir di Indonesia
👇👇👇👇👇👇
https://backpackerjakarta.com/situs-duplang-situs-kuno-di-kota-jember/
ZAMAN BATU
Zaman batu ini menurut perkembangannya dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. zaman batu tua (palaeolitikum)
2. zaman batu madya (mesolitikum)
3. zaman batu muda (neolitikum)
4. zaman batu besar (megalitikum)
1. Zaman batu tua (palaeolitikum)
Pada zaman ini memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:
· Peralatan terbuat dari batu atau tulang yang masih kasar.
· Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak genggam, kapak perimbas dan alat serpih.
· Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu.
· Bertempat tinggal secara nomaden (berpindah-pindah).
2. Zaman batu madya (mesolitikum)
Zaman batu madya (mesolithicum) memiliki ciri-ciri khusus yang hampir sama dengan zaman palaeolithicum. Namun, ada beberapa tambahan sebagai berikut:
· Ditemukan Kjokkenmoddinger, yaitu: bukit-bukit karang hasil sampah dapur.
· Ditemukan Abris Sous Roche, yaiu gua-gua sebagai tempat tinggal.
· Manusia zaman ini sudah mengenal seni yang berupa lukisan pada dinding gua. Lukisan ini berbentuk cap tangan dan babi hutan.
· Alat yang digunakan disebut peble atau kapak Sumatera.
3. Zaman batu muda (neolitikum)
Zaman ini merupakan revolusi pada masa prasejarah. Telah terjadi perubahan yang mendasar pada corak kehidupan dan cara bertempat tinggal maupun peralatan hidupnya. Zaman ini telah mengenal hasil-hasil kebudayaan sebagai berikut:
· Peralatan sudah dihaluskan bahkan diberi tangkai.
· Jenis alat yang diguakan adalah kapak persegi dan lonjong.
· Pakaiannya terbuat dari kulit kayu. Perhiasannya terbuat dari batu dan manik-manik.
· Telah bertempat tinggal menetap/sedenter.
· Telah memiliki kemampuan bercocok tanam.
· Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Pada zaman logam peralatan-peralatan yang digunakan manusia terbuat dari logam. Zaman logam menurut perkembangannya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Zaman perunggu
2. Zaman tembaga
3. Zaman besi
berikut link video penjelasan kehidupan pra aksara di Indonesia
👇👇👇👇👇👇
KEDATANGAN BANGSA DEUTRO DAN BANGSA PROTO MELAYU
Bangsa Melayu Tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM. Mereka masuk melalui dua rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung Melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui Kepulauan Filipina terus ke Sulawesi dan kemudian tersebar ke seluruh Indonesia. Para ahli memperkirakan bahwa bangsa Melayu Tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan manusia purba yang ada di Indonesia. Orang-orang Melayu Tua ini berkebudayaan Batu Muda (Neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu namun telah sangat halus. Kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada perkembangan selanjutnya, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa Melayu Muda. Keturunan Proto Melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti di Dayak, Toraja, Mentawai, Nias, dan Papua. Sementara itu, bangsa kulit hitam (Ras Negrito) yang tidak mau bercampur dengan bangsa Proto Melayu lalu berpindah ke pedalaman atau pulau terpencil agar terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai “peganggu”. Keturunan mereka hingga kini masih dapat dilihat meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di Palembang, dan orang Semang di Malaka.
Bangsa Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. Kebudayaan mereka lebih maju daripada bangsa Proto Melayu. Mereka telah pandai membuat benda-benda logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi membuat besi. Kebudayaan Melayu Muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son ini disesuaikan dengan nama daerah di sekitar Teluk Tonkin (Vietnam) yang banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia di antaranya adalah kapak corong (kapak sepatu), nekara, dan bejana perunggu.
Benda-benda logam ini umumnya terbuat dari tuangan (cetakan). Keturunan bangsa Deutro Melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri, misalnya Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Minang, dan lain-lain. Kern menyimpulkan hasil penelitian bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun karena berasal dari bahasa Austronesia Perbedaan bahasa yang terjadi di daerah-daerah Nusantara seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, dan lain-lainnya, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri yang dipisahkan oleh laut dan selat.
Untuk menyelidiki zaman praaksara di Indonesia, para Sejarawan menggunakan ilmu bantu dari Disiplin ilmu lain. Seperti ilmu geologi, paleontologi, paleontropologi, arkeologi, dan biologi.
MENGENAL MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Sejak akhir abad ke-18 M, dirintis oleh seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubois ia meneliti tentang fosil-fosil manusia purba. Mula mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak membuahkan hasil, lalu ia pindah ke Pulau Jawa . Di Pulau Jawa, ia berhasil menemukan fosil manusia purba pertama di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama pithecanthropus erectus, yang artinya manusia kera yang berjalan tegak. Serta masih ada lagi beberapa penemu-penemu dari fosil manusia purba dengan jenis yang lain.
· Jenis-jenis manusia purba
1. Pithecanthropus
Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara lain:
a) Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald.
b) Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di Trinil.
c) Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth.
Beberapa ciri manusia purba jenis Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut :
• Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
• Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
• Tinggi sekitar 165–180 cm.
• Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
• Memiliki rahang bawah yang kuat.
• Memiliki tulang pipi yang tebal.
• Tulang belakang menonjol dan tajam.
• Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
2. Meganthropus
Jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran. Meganthropus berasal dari dua kata. Mega artinya besar atau raksasa dan anthropus artinya manusia. Hasil penemuannya ini sering dikenal dengan nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa.
Beberapa ciri manusia purba jenis Meganthropus antara lain sebagai berikut :
· Tubuhnya kekar dan tegap
· Rahang dan gerahamnya besar.
· Tidak berdagu sehingga menyerupai kera
· Hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan, terutama tumbuh-tumbuhan
· Diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu sejak penelitian.
3. Homo sapiens
Pada abad ke 18, di dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Eugene Dubois menemukan fosil Manusi Purba jenis Homo sapiens. Fosil homo sapien yang ditemukan di Indonesia ada dua jenis, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
a) Homo wajakensis
Manusia Purba Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras Australoid
b) Homo soloensis
Manusia Purba Homo Soloensis adalah manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth.
Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
Beberapa ciri manusia purba jenis Homo sapiens antara lain sebagai berikut :
• muka lebar dengan hidung yang lebar;
• mulutnya menonjol;
• dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
• bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
• tingginya 130–210 cm;
• berat badan 30–150 kg;
• hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.
Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan. Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.
4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945) Awal Pertempuran Medan Area Awalnya, pemerintah Indonesia di Sumatera Utara menyambut baik kedat...